- Hidup di Dunia Hanyalah Sebuah Perjalanan Singkat
Advice from : ~∂eanny♥divΞ
Bumi Allah, 6 Agustus 2010.
...Bismillaahir rohmaanir rohiim
Assalamu’alaykum warohmatullaahi wa barokaatu
Wahai saudara-saudariku tercinta yang tidak sudi ‘ngoyo’ dalam hidupnya…
Ada seorang raja yang mengatakan kepada seorang penunggang kuda, bahwa jika ia sanggup menjelajahi daerah seluas apa pun, maka raja akan memberikan kepadanya daerah seluas yang sanggup dijelajahinya itu.
Kontan sang penunggang kuda langsung melompat ke punggung kudanya, dan melesat secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin.
Ia melaju dan terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin, agar dapat menjelajahi dataran sejauh-jauhnya. Ketika lapar dan letih, ia tidak berhenti untuk makan dan minum karena ia ingin memiliki tanah seluas mungkin.
Akhirnya, tibalah ia pada suatu tempat, setelah berhasil menjelajahi daerah cukup luas. Tetapi, ia sudah sangat lelah dan hampir mati. Lalu ia berkata pada dirinya sendiri, “Mengapa aku paksa diri begitu keras untuk menguasai tanah seluas ini? Kini aku sudah sekarat dan hampir mati, sedangkan aku hanya butuh tanah seluas 2 meter untuk menguburkan diriku sendiri!?”
MasyaAllah, inna lillaahi wa inna ilaaihi rooji’uun…^^,
Duhai saudara-saudariku tercinta yang dirahmati oleh Allah ta’ala…
Bisa jadi cerita ini mirip dengan perjalanan hidup manusia. Mereka cenderung memaksakan diri sangat keras setiap hari untuk mencari uang, kekuasaan serta popularitas. Tetapi, mereka seringkali mengabaikan kesehatan, waktu bersama keluarga, kesempurnaan ibadah, serta hak-hak bertetangga. Mereka juga seringkali mengabaikan kebutuhan spiritual, dan jarang serius memikirkan hidupnya setelah mati.
Ketika mereka memandang harta, kekuasaan, popularitas yang sudah diperoleh, mereka pun akan melihat betapa dirinya tidak membutuhkan sebanyak itu. Tapi, mereka tidak mampu memutar mundur waktu atas semua hal yang sudah dilakukannya.
Maka mulai saat ini juga, luangkanlah waktu untuk memikirkan hal-hal yang akan terjadi jika kita mati kelak. Atau apa yang akan dilakukan saat ini seandainya kita tahu bahwa diri ini akan meninggal dalam waktu seminggu lagi! Sebulan lagi! 10 atau 30 tahun lagi!?
Bukankah suatu yang menyenangkan sekaligus menyeramkan seandainya kita dapat mengetahui kapan kita akan mati? Hanya saja, sungguh bahwa kita semua tidak akan ada yang tahu. Dalam perkara ini, kita hanya bisa bersiap meninggalkan semuanya.
Wallahi, maka jalani-lah hidup ini dengan seimbang, belajarlah menghargai dan menikmati hidup apa adanya, terutama: “Tahu persis apa yang terpenting dalam hidup, jangan lupakan SIAPA yang telah memberi nafas sepanjang hidup.”
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (al-Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu, dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, serta beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (QS. an-Nisaa’ {4}:162).
Wallahua’lam bish-showab.
Billahit-taufiq wal-hidayah,
Wassalamu’alaykum wr.wb.
~∂eanny♥divΞ
Posting by : M♥A♥D Team™

Bagikan Ke
Thursday, December 8, 2011
Posts by : Admin
sebuah cerita renungan tingkat tinggi...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment